Kamis, 21 November 2013
Browse »
home»
buat
»
jadi
»
manusia
»
penyakit
»
yang
»
zombie
»
Penyakit Yang Buat Manusia Jadi Zombie
Jika kita akan berbicara tentang penyakit seperti zombie, pertama-tama kita perlu dispesifikasikan adalah apa saja gejala gejala yang membuat penyakit tersebur digambarkan sebagai zombie. Mungkin seperti daging kita membusuk, ketidakmampuan untuk berkomunikasi hanya sebatas erangan dan dengusan, lambat, gaya berjalan menyeret, dan otak kita sangat lama untuk bisa diakses, atau parahnya ada keinginan untuk menggigit orang. Seperti apa penyakit penyakit langka yang bisa membuat manusia seperti zombie?
Sleeping Sickness atau Penyakit Tidur
Yah kalau dilihat dari namanya memang penyakit ini seperti penyakit ringan yang bisa sembuh beberapa saat seperti demam ringan, namun kenyataannya sangat berlawanan.
Gejala penyakit ini pada awalnya hanya sakit kepala, pegal otot dan menjadi gatal kulit. Tetapi ketika sudah masuk pada fase akhir parasit akan menyerang otak dan tanda-tandanya pun akan semakin nampak jelas. Pasien akan merasa sulit berkonsentrasi, mereka juga akan mudah marah, bicara mereka menjadi tidak jelas dan akan berhenti makan. Ritme keseharian mereka akan terganggu sehingga mereka akan sulit tidur di malam hari dan hampir mustahil untuk terjaga di siang hari. Bahkan sangat sulit bagi mereka untuk melakukan tugas sederhana seperti menggambar garis lurus. Infeksi ini akan membuat pasien terus mendapat mimpi buruk sampai akhirnya mereka koma dan mati. Sedangkan untuk pasien yang beruntung dapat hidup akan mengalami kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki.
Di Uganda 1 dari 3 orang beresiko terkena penyakit ini, bahkan penyakit ini membunuh lebih banyak manusia dari pada HIV/AIDS di negara tersebut. Penyakit Tidur menurut catatan resmi sudah membunuh 50 ribu orang di seluruh dunia. Tidak ada vaksin atau obat medis yang dapat digunakan untuk mencegah terkenanya penyakit ini. Penyakit ini berasal dari parasit yang bernama Trypanosoma Brucei yang dibawa oleh lalat tsetse. Saat ini sedang dilakukan penelitian oleh dokter di dunia untuk mengobati penyakit ini.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894 , pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda).
Virus rabies menyebabkan peradangan masif atau pembengkakan otak, dan itu paling sering ditularkan oleh gigitan dari hewan yang terinfeksi. Sekitar 55.000 orang meninggal setiap tahun karena rabies, dengan hampir semua kematian tersebut terjadi di Asia dan Afrika.
Gejala rabies lebih mirip dengan orang mati berjalan, yaitu kelumpuhan total atau parsial, perilaku aneh, mania (gangguan jiwa dengan gejala kemarahan, kegelisahan, kebingungan berlebihan), dan akhirnya delirium (gangguan jiwa yang ditandai dengan halusinasi).
Dysarthria
Dysarthria merupakan gangguan yang mempengaruhi kontrol motor suara manusia, yang membuat orang tak mampu berkomunikasi dan lebih banyak mengeluarkan suara erangan dan dengusan. Ada banyak penyebab, tetapi semua dicirikan oleh kerusakan dalam sistem saraf yang membuatnya sulit untuk mengontrol lidah, bibir, tenggorokan, atau paru-paru.
Hal ini pada gilirannya menyebabkan kesulitan dalam artikulasi, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan suara yang mudah dimengerti. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera otak traumatis, penyakit metabolik seperti Lou Gehrig atau Parkinson, atau stroke, yang semuanya menyebabkan hilangnya kontrol atas otot vokal.
Walking Corps Syndrome
Ada banyak jenis kelainan mental di dunia. Cotards Syndrome atau Walking Corpse Syndromme (sindrom mayat berjalan) adalah salah satunya. Kelainan ini menjadikan penderitanya berpikir bahwa mereka sudah meninggal; kehilangan nyawa, tidak memiliki organ vital, padahal tubuh mereka masih utuh dan tidak kurang suatu apapun. Seringkali mereka merasa telah meninggal dan menjadi mayat berjalan. Khayalan ini biasanya berkembang, bahwa pasien dapat mencium daging tubuhnya yg membusuk atau merasakan cacing merayap dikulitnya.
Cotards Syndromme sering dikaitkan dengan penyakit Schizophrenia dan bipolar disorder. Selain merupakan kelainan kejiwaan, kelainan ini dapat disebabkan karena adanya gangguan pada otak, semisal karena kecelakaan. Walaupun sangat jarang, beberapa orang dengan kelainan ini merasa sudah mati. Bahkan kadang mereka mencoba bunuh diri untuk memastikan apakah mereka benar-benar sudah mati. Itulah mengapa penyakit ini sangat berbahaya bagi penderitanya.
Cotards Syndromme diambil dari nama penemunya, Jules Cotard, seorang neurologis Perancis. Dia menemukan penyakit ini pada seorang pasiennya di tahun 1800-an. Dalam sebuah kuliahnya, ia menjelaskan bahwa pasien tersebut mengaku tidak percaya pada Tuhan, iblis, dan ia juga tidak merasa memiliki anggota tubuh.
Karena penyakit ini begitu langka, penanganan yang tepat untuk penyakit ini masih belum diketahui. Banyak Psikiater yang telah mencoba terapi antipsikotik, namun tidak juga membuahkan hasil. Tetapi belakangan disebutkan bahwa ada empat kasus yang sedikit terbantu dengan terapi kejut listrik.
Penyakit Yang Buat Manusia Jadi Zombie
Tidak sama seperti Zombie yang telah sahabat blogspot.com baca pada asal usul Sejarah Zombie dimana dijelaskan bahwa Zombie tersebut memang benar ada yang berasal dari Haiti. Dan sepertinya Zombie telah mendominasi fiksi ilmiah selama bertahun-tahun di dunia ini. Sekarang yang menjadi pertanyaan Apakah mereka benar benar nyata? Apakah zombie itu masih ada? Jawabannya ADA dan NYATA. Namun tidak seperti zombie di Haiti yang disebabkan oleh serbuk, disini kami akan menjelaskan penyakit yang bisa membuat anda sahabat blogspot.com bertingkah seperti zombie. Baca Asal Usul Sejarah Zombie disini
Jika kita akan berbicara tentang penyakit seperti zombie, pertama-tama kita perlu dispesifikasikan adalah apa saja gejala gejala yang membuat penyakit tersebur digambarkan sebagai zombie. Mungkin seperti daging kita membusuk, ketidakmampuan untuk berkomunikasi hanya sebatas erangan dan dengusan, lambat, gaya berjalan menyeret, dan otak kita sangat lama untuk bisa diakses, atau parahnya ada keinginan untuk menggigit orang. Seperti apa penyakit penyakit langka yang bisa membuat manusia seperti zombie?
Sleeping Sickness atau Penyakit Tidur
Gejala penyakit ini pada awalnya hanya sakit kepala, pegal otot dan menjadi gatal kulit. Tetapi ketika sudah masuk pada fase akhir parasit akan menyerang otak dan tanda-tandanya pun akan semakin nampak jelas. Pasien akan merasa sulit berkonsentrasi, mereka juga akan mudah marah, bicara mereka menjadi tidak jelas dan akan berhenti makan. Ritme keseharian mereka akan terganggu sehingga mereka akan sulit tidur di malam hari dan hampir mustahil untuk terjaga di siang hari. Bahkan sangat sulit bagi mereka untuk melakukan tugas sederhana seperti menggambar garis lurus. Infeksi ini akan membuat pasien terus mendapat mimpi buruk sampai akhirnya mereka koma dan mati. Sedangkan untuk pasien yang beruntung dapat hidup akan mengalami kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki.
Di Uganda 1 dari 3 orang beresiko terkena penyakit ini, bahkan penyakit ini membunuh lebih banyak manusia dari pada HIV/AIDS di negara tersebut. Penyakit Tidur menurut catatan resmi sudah membunuh 50 ribu orang di seluruh dunia. Tidak ada vaksin atau obat medis yang dapat digunakan untuk mencegah terkenanya penyakit ini. Penyakit ini berasal dari parasit yang bernama Trypanosoma Brucei yang dibawa oleh lalat tsetse. Saat ini sedang dilakukan penelitian oleh dokter di dunia untuk mengobati penyakit ini.
Rabies atau Penyakit Anjing Gila
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894 , pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda).
Virus rabies menyebabkan peradangan masif atau pembengkakan otak, dan itu paling sering ditularkan oleh gigitan dari hewan yang terinfeksi. Sekitar 55.000 orang meninggal setiap tahun karena rabies, dengan hampir semua kematian tersebut terjadi di Asia dan Afrika.
Gejala rabies lebih mirip dengan orang mati berjalan, yaitu kelumpuhan total atau parsial, perilaku aneh, mania (gangguan jiwa dengan gejala kemarahan, kegelisahan, kebingungan berlebihan), dan akhirnya delirium (gangguan jiwa yang ditandai dengan halusinasi).
Necrosis
Necrosis adalah kematian, khususnya kelompok-kelompok individu sel sebelum organisme secara keseluruhan meninggal. Ini secara teknis bukanlah penyakit melainkan suatu kondisi dengan banyak kemungkinan penyebab yang berbeda. Kanker, racun, cedera, dan infeksi semua kemungkinan penyebab kematian sel prematur.
Necrosis membuat orang menjadi mayat hidup, karena secara teknis sebagian tubuhnya telah mati, meskipun masih sangat hidup di semua organ penting seperti otak, jantung dan seluruh organ vital. gambar gambar aneh yang kami dapatkan dari google sangat mengerikan. silahkan search dengan keyword necrosis.
Necrosis membuat orang menjadi mayat hidup, karena secara teknis sebagian tubuhnya telah mati, meskipun masih sangat hidup di semua organ penting seperti otak, jantung dan seluruh organ vital. gambar gambar aneh yang kami dapatkan dari google sangat mengerikan. silahkan search dengan keyword necrosis.
Dysarthria
Dysarthria merupakan gangguan yang mempengaruhi kontrol motor suara manusia, yang membuat orang tak mampu berkomunikasi dan lebih banyak mengeluarkan suara erangan dan dengusan. Ada banyak penyebab, tetapi semua dicirikan oleh kerusakan dalam sistem saraf yang membuatnya sulit untuk mengontrol lidah, bibir, tenggorokan, atau paru-paru.
Hal ini pada gilirannya menyebabkan kesulitan dalam artikulasi, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan suara yang mudah dimengerti. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera otak traumatis, penyakit metabolik seperti Lou Gehrig atau Parkinson, atau stroke, yang semuanya menyebabkan hilangnya kontrol atas otot vokal.
Walking Corps Syndrome
Ada banyak jenis kelainan mental di dunia. Cotards Syndrome atau Walking Corpse Syndromme (sindrom mayat berjalan) adalah salah satunya. Kelainan ini menjadikan penderitanya berpikir bahwa mereka sudah meninggal; kehilangan nyawa, tidak memiliki organ vital, padahal tubuh mereka masih utuh dan tidak kurang suatu apapun. Seringkali mereka merasa telah meninggal dan menjadi mayat berjalan. Khayalan ini biasanya berkembang, bahwa pasien dapat mencium daging tubuhnya yg membusuk atau merasakan cacing merayap dikulitnya.
Cotards Syndromme sering dikaitkan dengan penyakit Schizophrenia dan bipolar disorder. Selain merupakan kelainan kejiwaan, kelainan ini dapat disebabkan karena adanya gangguan pada otak, semisal karena kecelakaan. Walaupun sangat jarang, beberapa orang dengan kelainan ini merasa sudah mati. Bahkan kadang mereka mencoba bunuh diri untuk memastikan apakah mereka benar-benar sudah mati. Itulah mengapa penyakit ini sangat berbahaya bagi penderitanya.
Cotards Syndromme diambil dari nama penemunya, Jules Cotard, seorang neurologis Perancis. Dia menemukan penyakit ini pada seorang pasiennya di tahun 1800-an. Dalam sebuah kuliahnya, ia menjelaskan bahwa pasien tersebut mengaku tidak percaya pada Tuhan, iblis, dan ia juga tidak merasa memiliki anggota tubuh.
Karena penyakit ini begitu langka, penanganan yang tepat untuk penyakit ini masih belum diketahui. Banyak Psikiater yang telah mencoba terapi antipsikotik, namun tidak juga membuahkan hasil. Tetapi belakangan disebutkan bahwa ada empat kasus yang sedikit terbantu dengan terapi kejut listrik.
Baca juga Kejadian Nyata Tidak Makan Dan Minum Tetap Hidup
referensi:http://io9.com/http://diseases-missjay.blogspot.com/http://health.detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar